size : 2.531 KB
by: obe serufo
text konten for preview:
Pelatihan fotografi dasar
Disusun oleh:
ROBBY INDRA WAHYUDA
yeindra@yahoo.co.id
PENDAHULUAN
Tulisan ini merupakan saduran dari artikel di photosecrets.com, aku menyukainya dan lebih suka membacanya dalam bahasa sendiri, dengan gaya sendiri. Awalnya aku publikasikan di thread forum, namun untuk kemaslahatan bersama aku pindahkan ke halaman artikel. Mudah-mudahan bermanfaat, khususnya bagiku dan pemula lainnya, dan bagi para senior yang fotonya tentu bagus-bagus, aku minta maaf, karena sebagian
rahasia anda menjadi tidak rahasia lagi. Tetapi tentu saja, tanpa latihan dan usaha yang gigih, artikel ini hanya akan menjadi kisah nyata yang…
biasa kita baca di
surat kabar.
Kita punya teman bernama fotografi, teman sempurna dalam berpergian, dinas ke daerah, ziarah, piknik, mudik atau mendaki bukit. Fotografi bikin kita percaya diri jelajahi tempat yang kita kunjungi, orang-orang yang kita jumpai; fotografi bikin perjalanan jadi lebih berarti, dan bersamanya kita nikmati asyiknya mencintai seni. Fotografi membuat kita lebih bersyukur atas anugerah penglihatan dan kesempatan melihat tanda-tanda keagungan Ilahi. Nikmat yang tak dapat diukur dan ditakar.
Fotografi menjadi alasan kuat untuk aktivitas kita, pergi mengunjungi berbagai tempat yang sebelumnya tak punya niat, pulang telat, membeli alat, dst. Hasrat membara untuk dapatkan bidikan yang mantap mendorong kita bersusah payah mengeksplore sebuah tempat hingga semak belukar, memutar-mutari apa yang akan kita ambil gambarnya, mencari-cari sudut pengambilan untuk menemukan keunikan dan keindahan yang tak terlupakan, kadang pencarian ini juga beresiko fatal jika tidak dilakukan dengan hati-hati dan perhitungan nalar.
Menemukan viewpoint terbaik adalah perisitiwa besar, jantung anda berdebar, lama mata anda menatapnya dengan berbinar, anda mungkin berpikir, apakah ini waktu yang tepat untuk mengambil gambar, anda mungkin akan mendirikan tenda dan menunggu moment terbaik dari waktu ke waktu, dari fajar hingga asar, dari Maret hingga Desember. Anda menjadi seorang yang ulet dan sabar.
Ketika anda menekan shutter release, anda mengikat sebuah jalinan pribadi yang manis
dengan tempat dan orang-orangnya. Anda di sana . Fotografi melindungi kenangan perjumpaan anda dengan apa yang ada di dalamnya. Lalu kita perlihatkan kepada yang lain tentang tempat dan suasana yang menarik di mana kita pernah di sana , pemandangan yang menakjubkan, orangorang yang mengagumkan. Jiwa anda pun tergambar.
Gambar-gambar suka mempengaruhi pikiran kita, suka menggoda kita, memaksa kita untuk
bermain di dalamnya atau berimajinasi dengannya. Foto-foto yang kita buat dapat mendorong orang lain untuk ingin mengalami sendiri keindahan atau keasyikan yang disajikan foto tersebut.
Tentu saja, foto pemandangan yang indah dan model yang seksi akan membangkitkan keinginan dan imajinasi yang berbeda. Keinginan yang timbul tanpa sadar.
Siapa saja bisa menjadi anggota fotografer.net. Artinya siapa saja bisa memotret. Dengan tambahan pikiran kreatif dan usaha yang tak kenal surut, anda dapat menciptakan gambar hebat yang menunjukkan kreasi dan interpretasi anda terhadap apa yang anda lihat dan jepret. Memang kecepatan dan percepatan pencapaian tiap orang akan berbeda, satu bisa terkejar yang lain, tetapi tak apa itu wajar. Tak usah gusar. Untungnya, bagus tak perlu mahal, foto bagus bisa dibuat dengan peralatan minimalis dan sedikit pengetahuan data teknis. Rahasianya adalah melihat secara artistik dan kritis. The art of seeing. Bisikanlah pertanyaan ini di dalam hati: Apa yang saya lihat, dan bagaimana saya melihatnya? Sebuah foto bagus punya kualitas yang menunjukkan keahlian, rasa seni, ketertarikan, dan kepribadian dari fotografernya. Maka kita bisa tahu foto bagus siapa. Tapi tak bisa tahu foto jelek siapa, tanya kenapa?
Apa yang Membuat Foto Bagus?
Foto bagus adalah foto yang berisi pesan. Pesan bisa berupa pernyataan (“Inilah Danau Toba”), kesan (“Suasana Senja di Danau Toba”), atau ungkapan emosi (“Jatuh Cinta di Danau Toba”).
Pesan yang bagusadalah pesan yang jelas, tegas dan efektif. Tapi bagaimana?
Pesan butuh sebuah subjek. Tentang apa yang ingin anda sampaikan. Itu bisa saja berupa seorang
yang anda kenal, pemandangan, atau bentuk-bentuk abstrak. Subjek adalah pusat POI dan
biasanya ditempatkan di foreground. Lalu kita menyusun pesan dengan memasukkan bagian
kedua, yakni context, seringkali berupa background. Context memberikan relevansi, keberadaan,
lokasi subjek, atau minat lainnya. Pesan adalah kombinasi dua elemen – subjek dan context,
foreground dan background – yang menceriterakan pesan tersebut.
Seperti pentingnya mengetahui apa saja yang perlu dimasukkan ke dalam pesan, kita juga perlu
tahu apa yang tak perlu dimasukkan ke dalam pesan. Apasaja yang bukan bagian dari subject
atau context dari pesan yang kita buat, maka itu hanyalah duri atau beling yang mengganggu,
menggores-gores foto dan membuat pesan kita menjadi tidak jelas. Jadi kurangi bagian-bagian
yang tidak relevan di sekitar POI – biasanya dengan beringsut lebih dekat ke arah subject, atau
berpindah untuk mendapatkan viewpoint yang lebih baik – dan membuat bidikan yang jelas dan
bersih. Seorang pelukis menciptakan seni dengan penambahan – menambahkan apa yang dia
lukis – sementara fotografer menciptakan seni dengan pengurangan – mengurangi bagian-bagian
yang tidak perlu.
Resep untuk sebuah foto yang bagus adalah:
“Sebuah latar depan, sebuah latar belakang, dan tidak ada yang lain.”
Apa yang Membuat Foto Luar Biasa?
Foto luar biasa langsung memukau mata. Sementara pepatah bilang: picture may say a thousand
words , maka foto luar biasa hanya mengatakan satu kata saja: “Wow!”
Foto luar biasa adalah karya seni. Ia merekam semangat dari subjek dan membangkitkan emosi.
Bob Krist menyebutnya “The Spirit of Place.” Anda juga dapat menggunakan trik-trik gamblang
untuk membuat terpesona pengunjung galeri foto anda. Mari kita lihat bagaimana caranya.
Sebuah gambar adalah sebuah taman bermain, terdapat tempat-tempat di mana mata kita
mengembara dan mengamati, juga ruang di mana mata kita beristirahat dan relaks. Ketika kita
pertama melihat sesuatu, kita bersikap untuk tidak terpengaruh. Mata kita lalu secara alami
menemukan cahaya, area terang, dan mencari orang, biasanya pada mata dan mulutnya. Apakah
kita tahu orang yang ada di dalam gambar? Apa yang mereka rasakan dan bagaimana hal
tersebut berhubungan dengan kita? Apakah mereka tergambar memperhatikan pada sesuatu? Jika
begitu, apakah kita mengenalinya (sebuah bangunan, sebuah landmark) dan seperti apa ia?
Tentang apakah gambar tersebut? Apa subjek atau tujuan utamanya? Seberapa besar subjeknya?
Kita menentukan skala dengan membandingkan elemen-elemen dengan sesuatu yang kita
ketahui ukurannya, seperti orang, binatang, atau mobil. Sekali kita selesai mengamati orang dan
elemen-elemen yang berkaitan, kita melanjutkan perhatian kita ke elemen-elemen yang lebih
abstrak.
Pertama kita memperhatikan warna atau tone subjek. Merah membara, biru nan tenang, hijau
natural, hitam mencekam. Lalu kita melihat bentuk. Kurva lembut, sudut kaku, garis-garis yang
menyapu. Bagaimana cahaya mengenai subjek memberikan bayangan halus bentuk tiga
dimensinya. Anda, sebagai fotografer, dapat memanipulasi ini semua dengan mencari terang dan
gelap, menggeser intensitas dari tone dan hue. Bagaimana mata terseret ke dalam gambar?
Bentuk membimbing kita pada tekstur, bagaimana subjek terasa dalam sentuhan. Lembutkah ia,
haluskah ia, keras atau kasar? Apakah memiliki karakter dan kehangatan? Cara elemen-elemen
disejajarkan dan dipengaruhi oleh cahaya yang sama, membuat kita mempertimbangkan kualitas
dan keterkaitan mereka. Keseimbangan menuntun mata kita dari satu elemen ke elemen yang
lain, meneliti kesatuannya, kontras, dan detailnya, setiap item menambah keasyikan ke item
berikutnya. Apa keterkaitan satu sama lain dari semuanya itu?
Sebagai seniman, anda dihadapkan pada pilihan yang akan mengungkap sense of the art anda.
Komposisi secara keseluruhan, proporsi layout, penyajian elemen-elemen lain yang penting,
anda dapat menentukan feature mana yang anda butuhkan, dan apa yang terbaik untuk
menegaskan pesan anda.
Resep untuk foto luar biasa adalah:
“Pertimbangkan bagaimana elemen-elemen berkaitan secara keseluruhan”.
Apa yang Membuat Foto Eye-Catching?
Kembali kepada sifat eye-catching dari foto luar biasa, berikut rahasianya, 4 kunci saja:
kesederhanaan, warna, cahaya dan kedalaman.
Kesederhanaan : Kesederhanaan dalam seni juga dikenal dengan sebutan visual economy ,
yakni mengeliminasi semua elemen atau detail yang tidak perlu yang tidak ada kontribusinya
pada semangat komposisi secara keseluruhan.
Kesederhanaan dapat dicapai dengan beberapa cara:
kurangilah jumlah dan tipe objek yang akan dibidik
memotret lebih dekat pada subjek, atau zooming bila lensanya bisa di-zoom
anda bisa juga menghilangkan elemen-elemen yang tidak perlu melalui jalur photoshop
Warna : Untuk menciptakan dampak pada foto anda adalah dengan mencari corak warna yang
menonjol. Merahnya bunga, birunya langit, kuningnya senja, atau hijaunya dedaunan. Sekali
lagi, kesederhanaan adalah kunci – cobalah untuk mengurangi jumlah dan tipe warna dalam
bidikan anda untuk lebih memberikan dampak. Secara umum, sebuah foto sebaiknya hanya
memiliki satu subjek utama dan satu warna utama. Konsentrasikan hanya pada satu dari tiga
warna primer: merah, biru atau kuning. Tiga warna dominan ini sangat baik diseimbangkan
dengan warna-warna komplemennya, yaitu: merah dengan hijau, biru dengan oranye, dan kuning
dengan ungu.
Ada beberapa cara untuk menonjolkan warna, pertama adalah dengan menggunakan filter
polarizer. Cara yang kedua dengan membatasi range gelap ke terang. Singkirkan area yang
terlalu gelap atau terlalu terang dibandingkan dengan subjek utama anda. Cara ketiga dengan
menggunakan slide film Velvia. Cara keempat: pilih waktu terbaik sesuai dengan maksud foto
anda:
jam 5 : Fajar : warna pink, cahaya yang sangat halus dan kabut tipis untuk danau,
sungai dan pemandangan.
jam 6 : Sunrise : Cahaya renyah, keemasan. Pas untuk subjek-subjek menghadap
timur.
jam 10 – 14 : Tengah hari : tidak cocok untuk pemandangan dan motret orang,
tetapi bagus untuk motret gedung-gedung dan monumen. Warna-warna bangunan
dan detailnya terekam sangat baik.
jam 14 – 16 : Sore hari : Langit biru dengan polarizer.
jam 16 – 18 : Senja hari : Cahaya yang hangat, keemasan. Pas untuk subjek-subjek
menghadap barat. Waktu terbaik untuk landscape dan orang, khususnya satu jam
sebelum sunset.
jam 18 – 18.30 : Sunset : Langit yang indah, mulai 10 menit sebelum sunset sampai
10 menit sesudahnya.
jam 18.30 – 19.30 : Magrib : Foto malam yang indah, lampu-lampu sudah
bernyalaan sedangkan langit masih nampak keunguan.
Cahaya : Pencahayaan yang baik seringkali menjadi kunci foto-foto juara. Penggunaan cahaya siang hari
secara efektif dapat juga memperbaiki foto anda. Untuk mencapai foto seindah di “National
Geographic”, fotolah ketika cahaya berwarna keemasan – muncul sesudah sunrise dan sebelum sunset,
sering disebut “magic hours” di kalangan fotografer. Coba lihat lagi rincian dari waktu-waktu terbaik di
atas.
Kedalaman : Sertakan rasa kedalaman pada foto anda. Kedalaman dapat dicapai dengan pengaturan
DOF, penempatan elemen-elemen di dalam foto, dan pencahayaan.
TEKNIS FOTO
Penjelasan teknis foto meliputi penggunaan lensa dan fasilitas yang ada pada kamera. Yang dulu hanya
ada lensa fix normal. Kini varian lensa begitu banyak seiring perkembangan optic dan teknologi.
Pemilihan berbagai jenis macam lensa yang meliputi lensa normal, tele, wide, fix, lensa vario (zoom),
reflex, tilt, makro, fish eyes.
LENSA
Lensa adalah media pertama yang pengatur sebelum cahaya yang berupa gelombang foton diteruskan
pada film atau sensor CCD. Baik buruknya suatu gambar sangat ditentukan oleh lensa. Sedangkan lensa
adalah elemen optic yang tersusun dalam satu rangkaian. Di dalam Lensa terdapat diafragma yang
mengatur intensitas atau jumlah cahaya yang mengenai film. Terdapat juga pengontrol focus ketajaman
MACAM LENSA
Lensa Standar
Lensa yang mempunyai sudut pandang 46 derajat atau sama dengan pandangan mata. Lensa ini
mempunyai panjang fokus 50 mm
Lensa Sudut Lebar
Lensa Wide mempunyai focal length kurang dari 50 mm. Sifat lensa sudut lebar :
Meluaskan pandangan
Mencakup pandangan yang luas
Ruang tajam juga luas
Untuk kerja jurnalis banyak diperlukan lensa ini.
Efek bayangan dan kontras yang tinggi disbanding lensa tele
Distorsi yang timbul
Untuk menonjolkan, kecantikan, keelokan, performance seseorang pilihan lensa terbaik adalah lensa
tele. Bila menggunakan lensa wide maka dihasilkan bentuk melebar, ini sebagai akibat distorsi lensa.
Lensa Tele
Fungsinya mendekatkan objek. Mempunyai ruang tajam pendek. Makin panjang focal length-nya makin
sempit ruang tajamnya. Benda yang berada jauh di belakang seakan berhimpit. Sering terjadi camera
shake. Getaran kamera yang terjadi karena beban lensa yang berat. Saat ini lensa banyak yang telah
dilengkapi image stabilizer.
Lensa Vario / Lensa Zoom
Pilihan lensa ini didasarkan pada kegunaan yang lebih fleksible pada saat pemotretan. Tanpa maju
mundur tanpa berpindah tempat. Ini berguna ketika memotret dengan banyak orang. Sehingga tidak
mengganggu dengan maju mundurnya kita.
Mempunyai kemampuan ganda menggantikan fungsi sejumlah lensa. Artinya beberapa lensa dikemas
jadi satu
Selain itu, hal pokok yang terkandung pada setiap lensa adalah kontras optic dan daya pisah. Kontras
optic adalah kemampuan setiap lensa untuk membedakan warna-warna yang hampir sama. Sedangkan
daya pisah adalah kemampuan lensa untuk memisahkan garis-garik berimpit. Hal ini meyangkut
pemilihan mutu dan kualitas lensa serta keakuratan warna yang dihasilkan.
Pemahaman penggunaan Rana dan Digrafragma. Atau kombinasi keduanya. Dan efek-efek yang
dihasilkan.
Fungsi rana yang terdapat dalam kamera adalah mengatur mekanisme cepat-lambatnya cahaya yang
masuk ke dalam film/sensor. Sedangkan Bukaan diafragma yang terdapat pada lensa berperan mengatur
sedikit banyaknya cahaya yang lewat ke lensa.
Pemahaman diafragma tidak terlepas dari depth of field. Depth of field adalah ruang ketajaman dimana
elemen dalam sebuah gambar terlihat tajam dan jelas. Ketika memfokuskan pada suatu objek tertentu,
pada posisi dimana yang difokus terlihat tajam, maka daerah ini dinamakan Ruang Tajam. Ketajaman
dikatakan luas, bila objek dan latar belakang sekitarnya masih terlihat tajam. Sedangkan bagian tajam
hanya objek yang difokus. Sementara selebihnya blur, terutama bagian depan dan bagian belakangnya,
berarti ketajamannya sempit atau terbatas.
Faktor yang mempengaruhi Ruang Tajam adalah
Bukaan diafragma (Aperture),
Panjang Fokus, Panjang Titik Api (Focal of Length),
Jarak Pemotretan, jarak focus lensa dengan objek,
Ukuran format film yang digunakan pada kamera analog atau besarnya ukuran sensor pada
kamera digital
Focal Length
Panjang Fokus Lensa
Jarak antara pusat lensa dengan titik api dari lensa tersebut,
dalam
satuan mm
1:1,4 / f=50 mm
1:2,8 / f=135 mm
1:2,8-4 / f=80-300 mm
untuk lensa zoom panjang fokus yang
berbeda menunjukkan sudut pandang yang berbeda
Semakin besar (panjang) focal length-nya maka semakin kecil sudut
pandangnya, sehingga semakin sedikit obyek yang terekam.
Menunjukkan bukaan diafragma terbesar
yang dapat dipergunakan pada lensa
tersebut (kuat lensa)
Pengatur Ketajaman
Untuk mengatur bukaan diafragma yang berhubungan dengan
ketajaman (Depth of Filed)
Semakin lebar diafragma semakin sempit daerah ketajaman (DOF)
dan sebaliknya
DOF SEMPIT
DOF LUAS
Penggunaan Lensa
Pada penggunaan lensa sudut lebar memberi ruang tajam yang luas. Berbeda dengan penggunaan
lensa tele yang mempunyai ruang pandang sempit.
Keuntungan lensa sudut lebar akan menghasilkan ruang tajam yang luas. Keuntungan ini dimanfaatkan
untuk memotret dengan tangan keatas tanpa melihat viewfinder kamera dan berjalan sambil
memperkirakan sudut pengambilan pada objek sasaran. Ini biasa digunakan wartawan foto saat
memotret bentrokan masa dalam jarak dekat dalam posisi penghadangan antar massa. Keuntungan
kedua dengan mata yang tidak menempel di kamera adalah bisa melihat situasi sekelilingnya. Ini dapat
menghindar saat ada lemparan batu atau pentungan.
Jarak dengan Objek
Semakin dekat dengan objek maka ketajaman akan berkurang, Sebaliknya bila posisinya jauh dari objek
maka kejamannya makin bertambah pada penggunaan diafragma yang sama
Aperture (Diafragma)
Aperture adalah lubang dalam lensa yang mengatur intensitas cahaya yang masuk ke dalam kamera.
Diafragma terbuat dari lempengan logam tipis yang membentuk lubang bulat. Ukuran lubang ini bisa
dikecilkan maupun dibesarkan. Semakin kecil lubangnya semakin sedikit cahaya yang masuk dan
berdampak pada pada ruang tajam yang luas. Semakin besar bukaan lubangnya semakin banyak
cahaya yang masuk, namun ruang tajamnya menjadi sempit. Peran Diafragma sangat
menentukan ruang tajam gambar.
Besar kecilnya bukaan diafragma pengaruhnya pada ruang tajam. Pada bukaan kecil ditandai dengan
pilihan angka besar pada diafragma (f/11, f/16, f22). Sesuatu yang berada di depan maupun dibelakang
focus utama akan tampak tajam. Berarti dengan memperkecil diafragma maka akan memperluas ruang
tajam . Sedangkan bukaan besar ditandai dengan pilihan angka kecil pada diafragma (f/1,4 f/2,8). Objek
yang berada di depan maupun yang dibelakang focus utama akan tampak blur. Penurunan ketajaman
berlangsung secara degradasi sehingga yang jauh dari objek akan semakin kabur.
Penggunaan Akar 2 sebagai patokan untuk menentukan Urutan angka bukaan diafragma
1- 1,4 – 2 – 2,8 – 4 – 5,6 – 8 – 11 – 16 – 22 – 32
kini pada kamera konvensional elektronik maupun digital, Angkanya tidak terpatok pada bilangan
tersebut tapi lebih fleksible lagi.
Format film dan Sensor
Pada kamera digital canon Eos 1Ds maupun 1Ds mark II tidak ada perubahan pada hasil gambar, karena
ukuran sensor sama dengan ukuran film 35mm. Berbeda pada sensor kamera Eos D60, 20D, 10D yang
ukuran sensornya lebih kecil dari film analog. Sehingga ada pembesaran (magnifikasi) focal lens. Ukuran
sensor CMOS …. dan ukuran film 24mm x 36 mm. Nilai pembesaran 1,6 kali dari kamera biasa. Hal ini
mempengaruhi focal lens yang semula hanya 200 mm menjadi 320 mm. Sehingga ruang tajamnya jadi
lebih sempit
Pemahaman Tentang Sumber Cahaya
Cahaya alam (matahari, bulan, bintang) dan cahaya artificial seperti lampu penerangan jalan (lampu
mercury), lampu petromak, lentera, lilin, obor, lampu oblek, lampu pijar, lampu neon. Apakah sama warna
yang dibidik dengan warna yang dihasilkan setelah difoto. Adanya perbedaan warna hasil ini
berhubungan dengan gelombang foton yang pancarkan dari sumber cahaya artificial tadi.
Kecenderungan lampu neon mengeluarkan flouresence yang berwarna kehijaun dan lampu pijar,
tungtens, incandescence yang menhasilkan warna cenderung merah kekuningan.
Masing masing cahaya mempunyai karakter sendiri. Sehingga tingkatan perbedaan ini distarisasi dalam
temperature cahaya dengan menggunakan derajar Kelvin. Sebelum masa teknologi digital. Pengaruh
perbedaan hasil ini dapat diatasi dengan menggunakan filter yang dipasang pada ujung lensa. Sekarang
pada era digital fasilitas untuk mengubah itu telah ada dalam pengaturan white-balance
Pemilihan Jenis Film Termasuk Iso
Menunjukkan Kepekaan film terhadap cahaya. Semakin tinggi nilai angka ISO nya, semakin tinggi
kepekaan terhadap cahaya.
Bagaimana prinsip kerjanya Sensor kamera digital?Apakah ada kesamaan dengan cara kerja pada
kamera konvensional?
Kamera digital juga menggunakan standard ISO sebagaimana digunakan pada kamera film. Masalahnya
semakin tinggi ISO yang digunakan semakin besar pula grain pada kamrea konvensional yang muncul.
Begitu juga pada kamera digital, penggunaan ISO yang tinggi menyebabkan terbentuknya Noise pada
hasil-fotonya.
Penggunaan film pada kamera konvensional (baik elektronik maupun manual) memiliki perbedaan
kepekaan pada penggunaan ASA. Efek yang ditimbulkan berbeda dari ASA terkecil hingga yang tertinggi.
Begitu juga efek grainy bintik bintik yang ditimbulkan. Pada kamera konvensional dengan mengunakan
film ISO 100 akan memiliki karakter noise yang lebih halus dibanding ISO 400. Bagaimanapun
penggunaan ISO lebih tinggi 800 pada pencahaan normal akan Memberikan performa warna , detail dan
noise yang lebih baik daripada menggunakan ISO 400 namun understop 2 tingkat kemudian di dogde in
di Photo shop atau dinaikkan 2 stop (dioverexposure kan) .
Perkembangan teknologi digital yang melesat pesat mengakibatkan pergeseran penggunaan kamera
dalam jumlah besar-besaran. Perbaikan resolusi yang rendah menyebabkan persaingan semakin ketat.
Pemilihan film pada kamera konvensional yang dulu harus membawa untuk pemotretan dalam berbagai
asa baik berwarna maupun hitam putih. Begitu juga harus membawanya berpuluh-rol untuk permotretan.
Sekarang tampak ringkas dan praktis
LIGHTING
Bermacam jenis lighting yang meliputi top lighting, down lighting, side lighting, back lighting, front lighting,
rim light, siluet, Teknik bouncing, fill in light.
Penggunaan lighting di dalam ruang mempunyai konsep yang berbeda satu dengan yang lain. Bila di luar
ruang, hal yang penting adalah memperhitungkan datangnya arah cahaya dan intensitas cahanyanya.
Sedangkan bila didalam ruangan lebih ditujukan pada mengatur sumber cahaya baik arah cahaya,
intensitas, maupun kecerahannya.
Menentukan sudut cahaya.Termasuk arah matahari menerangi subjek. Cahaya pagi dan sore
memberikan bayangan yang lunak. Sedangkan pada tengah hari memberikan bayangan hitam dengan
kontras yang tinggi pada sebuah foto. Shadow yang tanpa detail ini yang tidak baik. Bayangan
mempunyai peranan penting untuk membentuk gambar dengan baik.
Pada flash yang menggunakan transluscent. Cahaya harus diatur dengan pemberian porsi yang cukup.
Cahaya dari depan. Berarti Sumber cahaya mengenai subjek langsung dari depan. Penggunaan cahaya
ini sering dipakai pemula dalam dunia fotografi. Karena terlihat lebih terang. Kerugiannya dihasilkan
gambar yang datar atau flat. Karena tidak ada dimensi. Objek yang difoto tampak memincingkan mata
karena tatapan langsung dengan sumber cahaya.
Cahaya Samping. Side light. Cahaya mengenai subjek dari arah samping kiri atau kanan. Cahaya
samping ini sangat kuat untuk menampilkan kesan dimensional pada pemotretan bangunan, landscape
dari bayangan yang dihasilkan
Cahaya dari belakang. Cahaya mengenai subjek dari arah belakang. Memberi efek menarik karena sianr
tepinya. pada rambut, daun-daun. Sinar yang dihasilkan juga rata. Kerugiannya adalah objek orang yang
difoto tampak lebih gelap tanpa adanya bantuan fill in light. Bila lensa tidak terlalu baik mutunya akan
menimbulkan flare. Mutu lensa ditentukan dari sisi kontras optik maupun kuat lensanya…..
Cahaya belakang biasanya disebut dengan back light. Bila cahaya ini tepat berada dibelakang objek
maka akan timbul silhouttee. Siluet ini mempunyai arti perbedaan kontras yang tinggi. Dua warna. Siluet
juga bisa timbul bila objek diantara .Cahaya yang datang dari atas
Top Lighting, Memberi efek yang dramatic dalam lingkungan yang serba gelap indoor yang bagian atas
berlobang. Sedangkan sinar spot menimpa dari atas. Namun untuk outdoor memberi efek hitam pada
cekung mata. Menghasilkan objek orang tampak lebih jelek dari aslinya bayangan hantu.
NON TEKNIS FOTO
Pemahaman non teknis foto sangat kuat terkait penjelasan teknis foto. Non teknis foto menyangkut
substansi, atau isi sebuah foto dan segi arstiktiknya, pilihan warna. Kaidah Artistic Meliputi :
Pilihan Format Foto
Ada dua macam format horizontal dan vertical. Keduanya memberi kesan yang berbeda satu dengan
yang lain. Kebiasaan yang dilakukan adalah menggunakan format horizontal atau tidur karena ini disain
kamera sebelumnya lebih nyaman dengan membidik cara horizontal. Pada format vertical lebih memberi
kesan ketegasan. Pada media massa penggunaan format vertical dan horizontal sangat dibutuhkan,
selain tidak terlalu monoton menggunakan salah format juga mengembangkan tata lay out yang dinamis.
Jenis Latar Sebuah Foto
Terdiri dari Foreground, midground, Background
Foreground adalah menempatkan objek, benda di depan subjek utama yang membentuk framing
maupun tidak. Salah satu tujuannya adalah memberi kedalaman ruang. Seolah-olah memberi kedalaman
ruang karena faktor dimensi. Objek yang ditempatkan bisa berupa celah reruntuhan, tembok berlubang,
kaca yang tertembus peluru, lubang gua dll.
Sedangkan background adalah latar belakang yang fungsinya menggambarkan lingkungan sekelilingnya
dalam dunia jurnalistik dikenal dengan Where. Latarbelakang bisa menjelaskan lokasi dimana pemotret
dilakukan, biasanya disimbolkan dengan gedung, papan reklame, pengungan, pantai, danau yang
diletakan di belakang subjek.
Sudut Pengambilan Foto
Pada arah vertical terdiri dari :
Low angle, normal angle (eye level) dan high angle
Low angle dikenal sebagai pengambilan foto yang dilakukan dari bawah, kamera berada di bawah mata.
View dari low angle ini dikatakan menyurupai eye forg atau aye cat. Kesan yang ditumbulkan
keagungang, kewibawahan, keangkuahan, ketinggian tergantung banyak yang menginterpretasikan.
Sedangkan normal angle kebanyakan dilakukan untuk hal hal yang bersifat formal. Sesuatu seperti mata
orang lain melihat.
High angle adalah pengambilan foto dari atas. Biasanya perubahan prespektif yang ditimbulkan terlihat
jelas. Ribuan orang yang berkumpul jadi satu ketika diambil dari sudut pengambilan eye level tidak akan
terlihat berjubelnya orang, berbeda dengan pengambilan dari atas.
Sudut pengambilan foto arah horizontal
Side left, sisi kiri dan side right, sisi kanan
Pemilihan Komposisi
a) Komposisi Diagonal
b) Komposisi Third Rules (9 bagian)
c) komposisi Diamond
d) Komposisi Golden Section
e) Kurva S
f) Komposisi Simetris Geometri
g) komposisi Ekstrem
h) komposisi Lingkar
i) off-center tidak
PERANAN KOMPOSISI DALAM FOTO
Salah satu faktor penting dalam komposisi adalah penempatan subjek. Bagaimana cara menyusun
subjek dan seberapa besar subjek menjadi pusat perhatian. Seberapa besar subjek itu dipentingkan?
Seberpa dominant. Besar kecilnya subjek tergantung dari jarak pengambilan serta penggunaan lensa
Faktor yang berperan penting adalah posisi masing masing objek. Suatu objek biasanya digambarkan
sebagai elemen, unsur, atau variable. Untuk ilmu umum lebih mengena dengan penggunaan unsur atau
elemen. Sedangkan untuk bidang eksak digunakan variable. Setiap unsure yang diletak dalam gambar
akan memberi pengaruh terhadap foto.
Bagaimana Bentuk objek? Berapa porposinya dalam foto. Seberapa besar dan seberapa dominan,
menyangkut ukuran . Menentukan mana yang dipentingkan. Adalah skala prioritas
Macam komposisi seperti :
Centered composition membantu memfokuskan perhatian tepat di tengah. Mengupayakan hanya
tertuju pada sasaran objek yang difoto dan meniadakan bagian yang lain. Pada foto keluarga
berusaha menampilkan warna background yang menarik saja. Sebagaian hanya menonjolkan
arti sebuah latar belakang ketika berkunjung di sebuah lokasi tamasya.
Bahwa sebuah bentuk objek tidak harus digambarkan secara keseluruhan. Pilihan Bagian
tertentu dari objek tersebut sudah dapat mewakili keseluruhannya. Pengaturan komposisi ini
bertujuan menarik perhatian pengamat. Sehingga orang tidak hanya sekedar melihat foto tapi
menikmati foto. Orang diajak secara aktif mengamati setiap bagian foto. Akan tercapai bila foto
ada daya tarik dan ada sesuatu yang menarik. Baik dari kandungan isinya maupun penataannya.
Foto statis dan monoton. membaca dari kiri kanan adalah salah satu kebiasaan yang juga
terbawa saat mengamati foto. Sesuatu yang ada di atas lebih cepat menarik perhatian daripada
yang ada di bawah. Sesuatu yang bergerak akan mempunyai arah.
Keseimbangan Sesuatu yang dinamis lebih menarik perhatian daripada sesuatu yang
diam. Tidak semua foto yang diambil persis ditengah tengah itu tidak bagus dan tidak semua foto
yang diambil dipinggir semuanya bagus. Tentu mempunyai arti masing-masing.
Jarak Pengambilan. Pengambilan long shot adalah menggambarkan keadaan keseluruhan,
masal, melibatkan banyak orang pada foto jurnalistik, atau landscape pada pemandangan.. Jarak
pengambilan medium melibatkan 3 hingga 4 orang. Sedangkan big shot untuk memperlihatkan
karakter seseorang dan memperoleh detail.
SUBSTANSI FOTO
Pada bagian non teknis foto dalam bahasan aspek artistic, ada ensensi pokok yang dikandung foto
adalah substansi atau isi, content sebuah foto. Substansi ini berhubungan erat dengan esensi sebuah
foto.
Penentuan Point of interest, Main point of interest, Secondary point of interest adalah yang penting
karena menyangkut menarik tidaknya sebuah foto. Dalam foto jurnalistik
yang menjadi pusat perhatian adalah bayi, balita, anak-anak, orang tua rentah, orang cacat, ibu hamil,
wanita cantik. Anak menjadi konteks yang kuat ketika ia dipekerjkan. Bayi-bayi yang lahir ditengah
bencana, anak-anak yang menyelamatkan diri dari peperangan.
Salah satu kekuatan foto jurnalitik itu adalah ekspresi. Foto yang baik adalah foto yang subjeknya
berekspresi. Ekspresi lebih ditekankan kepada mimic wajah yang menggambarkan kesedian, menangis,
tersenyum, tertawa, marah. sedangkan action lebih kearah gerak sukjek, menendang, memukul,
melompat.
Foto jurnalistik adalah foto yang mengandung nilai berita yang bersifat factual dan actual dari suatu
peristiwa atau kejadian. Faktual intinya sesuatu yang bedasarkan fakta. Sedangkan actual adalah
sesuatu yang baru. Dinamakan News adalah asal kata dari baru atau actual.
Dalam sebuah foto jurnalistik ada interaksi subjek dengan subjek, subjek dengan objek. Subjek dengan
lingkungan. Interaksi ini dikemas dalam satu frame. Sehingga foto jurnalistik mengandung pesan 5W dan
1H seperti halnya berita tulis.
Jadi dalam sebuah foto menjelaskan what (apa). ‘Apa’ ini menyangkut sebuah benda. Unsur apa ini
dapat berupa api dari sebuah kebakaran, sabu-sabu sebagai barang bukti, senjata yang dibawa tantara,
mobil dan sepeda motor yang bertabrakan. Sedangkan Who sendiri yang berarti siapa yang menyangkut
tentang orang.
Where berhubungan dengan lokasi dimana peristiwa itu terjadi. Dalam foto where ditandai dengan latar
belakang penunjangnya yang dihadirkan bersama Who dan What dalam sebuah foto. Latar belakang
bisa berupa perumahan, hotel, ikon dari suatu kota. Seperti halnya kebakaran sebagai contoh. Bila hanya
difoto api tanpa menghadirkan gedung, rumah, sebagai bagian yang terbakar. Belum bisa menjawab
apakah itu sebuah kebakaran. Tahapan kebakaran yang bisa diketahui ketika terbakar adalah orang
berlarian menyelamatkan diri, keluarga dan harta bendanya.
Bila hanya memotret orang berlarian membawa harta berharganya tanpa menghadirkan api bisa saja
pesan kebakaran yang akan disampaikan tidak tertangkap dengan baik. Bisa juga diartikan oleh yang
melihat hasil foto sebgai foto pengunsi. Foto terbaik adalah mengabungkan who yang membawa barang
dengan api yang membakar rumah sebagai latar belakangnya. Jadi foto itu bisa berbicara sebagai foto
kebakaran.
When kapan peristiwa itu terjadi ditandai dengan siang atau malam, atau style busana yang dikenakan,
rumah-rumah yang ada sebagai tanda jaman. How sendiri lebih banyak menyangkut ke interaksi.
Macam Foto Jurnalistik
Spot News adalah foto seketika yang langsung terjadi dari sebuah peristiwa.
General news alah foto yang meliput peristiwa yang teragenda, rutin
People in the News adalah foto tentang pribadi, sosok dari masyarkat yang mempunyai nilai
berita
Daily life photo adalah foto tetang kehidupan sehari-hari manusia, yang unik, menarik. Bersifat
human interest.
Sport photo adalah foto mengenai peristiwa olah raga
Science and technologi
Art and cukture dan